OM Swastiastu
Om Awignamastu
AKU, Seperti apa yang kau lihat,
Seperti apa yang kau dengar,
Seperti apa yang kau rasakan, Itulah bentukKU.
AKU,ada dimana-mana, tak ada ruang yang tak terisi olehKU.
Bila kau ingin mencariKU, carilah AKU lewat jalan Bhakti, Cinta dan Kasih.
Beberapa tahun yang lalu yang lalu sebelum saya mediksa, di Desa Saya ada upacara ngaben yang amat meriah. Upacara tersebut amat meriah dan megah kelihatannya, ada badenya (alat pengusung jasad) menjulang tinggi, Lembunya (alat pembakaran jasad) amat cantik dan besar, karangan bunganya memenuhi kiri - kanan jalan dengan bermacam - macam ucapan yang tertulis di karangan bunga itu, handai taulan dan sahabat serta massa banyak yang mengikuti upacara tersebut, pokoknya cukup meriah. Setelah jasadnya sampai di setra (kuburan) dilanjutkan dengan prosesi sebagaimana mestinya, sampai pada pembakaran jasad tersebut. Masa yang begitu banyaknya bertebaran mencari tempat yang teduh, kebetulan hari itu sinar matahari menyengat panasnya.
Ada sekelompok massa yang berteduh dibawah pohon beringin kurang lebih 5 orang termasuk saya. Entah apa yang mengawali sambil mereka meneguk air untuk menghilangkan dahaganya, terjadi rembug, kedengarannya yang menjadi bahan rembug tersebut sangat ringan, tetapi bila kita resapkan cukup mendalam maknanya.
Yang diperbincangkan mengenai SORGA DAN NERAKA, ada yang membilang sorga dan neraka itu adalah pemberian dari Tuhan. Ada pula yang membilang SORGA DAN NERAKA itu pemberian dari agama. Disitulah terjadi silang pendapat diantara mereka, saya hanya menjadi pendengar yang baik, sebab saya belum tau kemana arah rembug itu. Rembug tersebut berlanjut sampai acara pembakaran jasad hampir selesai. Kemudian sampailah gilirannya ke saya diberikan waktu menyampaikan pandangan tentang materi pembahasan mengenai SORGA DAN NERAKA. Lalu saya mencoba memberikan pandangan sesuai dengan keyakinan saya, pada saat mau menyampaikan pandangan, saya dahului dengan kata permakluman bahwa apa yang saya sampaikan ini merupakan pemahaman saya tentang ajaran agama Hindu yang saya anut, bila ada diantara kita beda pandangan jangan hal itu dijadikan pertengkaran sampai menjadi bermusuhan.
Begini saudara-saudaraku yang tercinta semuanya tanpa saya memandang siapa dan dari mana anda. Menurut pandangan saya tentang SORGA DAN NERAKA itu adalah begini; Tuhan hanya menyediakan yang namanya sorga dan neraka itu, dan Agama yang diwahyukan oleh Tuhan memberikan petunjuk dan persyaratan untuk mencapainya. Jadi menurut pandanganku Tuhan tidak memberikan, tetapi menyediakan. Memberikan dan menyediakan itu ada sedikit perbedaannya. Kalau memberikan tersirat akan adanya pilih kasih, nah jika menyediakan itu mengandung makna, siapapun mereka dan dari manapun mereka asal sudah mengikuti petunjuk yang diberikan oleh agamanya dan memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh agamanya, sudah pasti perjalanan mereka akan sampai di sorga. Demikian pula mereka yang sama sekali tidak pernah melakoni ajaran yang diberikan oleh agamanya dan tidak pula memenuhi syarat, tidak akan sampai di sorga. Maka mereka akan sampai di neraka. Jadi kitalah yang menentukan atau memilihnya, menentukan dan memilih pilihan itu bisa kita lakukan semasih kita hidup, dengan cara lakonilah ajaran Tuhan (agama), ajaran agama itu jangan sebatas dibecarakan (didebatkan), atau sebatas dipikirkan saja. Semestinya ajaran agama itu haruslah dipraktikan dalam hidup ini.
Menurut pandangan saya SORGA DAN NERAKA itu tidak merupakan lokasi dengan ada koordinatnya atau alamatnya, Sorga dan neraka itu adalah RASA DAN SITUASI. Lalu bagaimana kaitannya dengan upacara ngaben ini, demikian teman saya melanjutkan pertanyaannya. Mengenai upacara ngaben adalah pengorbanan dari kita yang masih hidup (perti sentana) kepada Tuhan memohon agar rokh leluhur kita lebih cepat mendapatkan tempat sesuai dengan karmanya. Makanya upacara ngaben sangat perlu dilakukan, namun sesuaikan dengan kriteria yaitu; Kemauan, kemampuan, situasi dan kondisi, serta dengan petunjuk sastra. Itulah pandangan saya tentang topik yang saudara rembugkan.
Setelah saya menyampaikan pandangan, rembugnya selesai seiring dengan selesainya acara pembakaran jasad tadi. Demikialah cerita saya mengingat masa lampau. Semoga ada manfaatnya, Terima kasih.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.
No comments:
Post a Comment