Tuesday, May 3, 2016

MARI MERENUNG SEJENAK.

Om Swastiastu

Setelah beberapa lama saya tidak pernah menulis di forum ini dikarenakan adanya tugas lain yang tidak bisa diwakilkan, maka pada kesempatan ini saya kembali ingin menulis disebabkan oleh rasa prihatin dan rasa kasihan mengamati situasi kehidupan kita seperti sekarang terutama di Bali. Sehingga tulisan saya ini semata-mata mengajak saudara-saudara yang memiliki pemikiran sejenis dengan saya, sehingga saya sama sekali tidak ada keinginan untuk berdebat atau saling adu argumentasi terkait dengan apa yang saya tulis di forum ini.

Akhir-akhir ini pikiran saya selaku seorang Wiku betul-betul merasakan sesuatu yang kurang bagus di dalam kehidupan kita, yang nota bene kita sedang berada di jaman modern, di jaman globalisasi dan jaman yang sedang masuknya kita ke dalam era globalisasi ekonomi. Yang mana menurut hemat saya kita semestinya berpacu di dalam meningkatkan kualitas diri, meningkatkan SDM, untuk dapat berkompetisi di jaman itu. 

Namun yang terjadi kenyataannya adalah "berbanding terbalik", semakin hari saya baca di media masa terjadi tindakan atau perilaku yang mencirikan terjadinya degradasi moral, antara lain; pencurian, penculikan, perampokan, pemerkosaan, pembuangan bayi dan yang terakhir saya baca di koran terjadinya bentrok sampai adanya korban jiwa. Kenapa sampai hal itu bisa terjadi di alam modern, dalam manusia meyakini kebesaran dan Meyakini kekuasaan Tuhan?

Untuk itulah yang merupakan awal keinginan saya menulis disini dengan judul "MARI MERENUNG SEJENAK". Saudara-saudara yang saya cintai, mungkin karena kita belum pernah merenung yang merupakan salah satu unsur terjadinya perilaku seperti itu. Maka dengan sangat rendah hati saya mengajak saudara-saudara tercinta untuk merenung sejenak sambil bertanya kepada diri kita, dan sambil pula mencari jawabannya sendiri.

Adapun hal yang dijadikan pettanyaan dan untuk kita terus mencari jawabannya adalah sebagai berikut:
1. SIAPAKAH DAN APAKAH DIRIKU INI?
2. UNTUK APAKAH AKU HIDUP DI ALAM INI?
3. SETELAH KU HIDUP DI SINI MAU KEMANA AKU?
4. BILA AKU KE SANA NANTI APA SAJA YANG BISA AKU BAWA KE SANA?

Empat pertanyaan ini pula yang saya jadikan dasar renungan saya setiap hari. Sehingga sejalan dengan mencari jawabannya sendiri maka yang saya rasakan adalah sedikit demi sedikit muncul kesadaran saya untuk memaknai hidup saya ini. Kadang-kadang setelah merenung saya mencari jawabannya di buku-buku, dan bertanya kepada sudara kita yang saya anggap mengetahui, serta tidak henti-hentinya saya berdiskusi dengan saudara saudara yang memiliki pikiran sejalan dengan saya.

Saya pernah dikasi tahu oleh orang tua saya bahwa kita manusia adalah satu-satunya makhluk yang amat disayang oleh Tuhan, sehingga hanya kita manusia dianugrahi kemampun untuk berpikir, dengan harapan kita manusia dapat menolong diri kita sendiri dari jeratan jurang neraka, dan hanya kita sendiri dapat menciptakan diri kita mau jadi apa nantinya. Jadi kemampuan berpikir itu bukan digunakan untuk menjadikan diri kita lebih jelek dari sekarang, semestinya kemampuan untuk berpikir itu untuk meningkatkan kehidupan kita di masa datang. Maka dari itulah kita seharusnya mencari jawaban dari bahan renungan diatas tadi. Sehingga mampu memunculkan dan menumbuh kembangkan kesadaran kita untuk mencapai kehidupan yang damai. Hanya kita manusia yang sadar akan mampu memunculkan kedamaian dalam hidup ini.

Tangga menuju hidup yang damai adalah;
1. Yakin dan Bhakti terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dan leluhur. 
2. Cinta sesama manusia tidak pandang Ras, suku dan agama. 
3. Kasih kepada lingkungan dimana kita berada.

Mungkin dengan uraian saya diatas saudara-saudara akan bertanya: Apakah Pedanda sudah melaksanakan itu ? Jawabannya SUDAH, walaupaun belum seratus persen namun kehidupan saya sudah mengarah ke jalan itu. Kedamaian yang terjadi di suatu daerah atau di suatu Negara itu berasal dari kedamaian pribadi-pribadi orangnya. Kalau masing-masing orang sudah mendambakan kedamaian dan menciptakan kedamaian dalam hidupnya, maka apakah dia sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, bangsa di suatu negara, secara bersama-sama akan merasakan kedamaian itu. 

Adakah diantara kita yang tidak senang DAMAI ? Saya kira semua kita ingin hidup damai, maka dari itu marilah kita menciptakan kedamaian dalam hidup kita ini dengan syarat seperti yang saya tulis diatas. Bersamaan dengan itu saya menghimbau "SANG RUMAGA CATUR GURU, PATUT TALER MIKAYUNI INDIKE PUNIKI ".

Terakhir saya akan mengajak saudara untuk selalu memerangi sifat jahat yang ada pada diri kita. Demikianlah renungan yang saya tulis disini semoga ada gunanya, Mari kita resapi satu persatu lirik dari lagu kebangsaan kita Lagu Indonesia Raya.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

No comments: