Friday, December 6, 2013

UNTUK YANG INGIN TAU DAN YANG BELUM TAU

OM SWASTIASTU. OM AWIGNAMASTU NAMOSIDAM

Selamat bertemu lagi saudaraku lewat media ini, semoga semuanya dalam keadaan sehat. Tulisan ini sengaja saya beri judul seperti itu, sebab di dalam pikiran saya tersirat tentang apa yang akan saya tulis ini sudah ada yang tau, dan kemungkinan juga ada yang belum tau, atau ada pula yang ingin tau, tentang Bali. Maka dari itulah saya menulisnya sesuai dengan apa yang saya tau berdasarkan membaca dan mendengar tentang Bali itu sendiri.

Merasakan adanya situasi Bali seperti sekarang ini yang kelihatan banyak masalah yang menjadi polemik, maka semakin keras kemauan saya untuk menulis sebagai landasan berbagi pengalaman dengan saudara-saudara. Harapan saya agar kita semakin menyayangi Bali dalam artian yang luas. Bila tulisan ini saudara anggap ada manfaatnya, saya akan menulisnya secara bersambung. Sebagai sarana Bhakti kehadapan leluhur yang merancang dan menata Bali ini sehingga kita dapat merasakan manfaatnya.

1. BALI TAK UBAHNYA SEBUAH LUKISAN YANG AMAT INDAH.
Kalau saya umpamakan Bali ini dengan segala unsurnya yang ada di dalamnya sebagai sebuah lukisan yang tertuang diatas kanvas, dari pelukis kaliber luar angkasa, maka kelihatan indah garis-garisnya, penataan warnanya, pokoknya sangat indah. Maka bila ada sekarang pelukis amatiran datang, yang masih bau kencur, janganlah coba-coba corat-coret nambah ini, nambah itunya lagi. Sehingga lukisan yang amat agung akan rusak dan dirusak oleh si pelukis amatiran, saya sarankan kepada si pelukis yang bau kencur itu, bila mereka ingin melukis meniru lukisan itu, carilah kain kanvas lain, atau kertas koran bekas untuk mebikin lukisan baru bikinannya sendiri.

Lukisan yang telah ada ini mari kita lestarikan, kita nikmati keindahannya, boleh dipotret, boleh dilihat tapi jangan diraba-raba. Sebab satu-satunya lukisan yang amat indah warisan leluhur bisa bertahan sampai jaman globalisasi sekarang ini. Keadaan seperti itu pasti ada penyebabnya yang merupakan kekuatan yang mendukungnya, terutama kekuatan niskala. Kalau kita merasa sebagai orang Bali, yang nota bena keturunan dari sipelukis itu, maka tidak ada kata lain selain kita harus melindungi, mengayomi, dan melestarikan warisan dari leluhur kita. Perlu diketahui, siapapun dan dari manapun tidak dilarang untuk melihat, motret, bahkan meniru lukisan itu, tetapi jangan dong di corat-cotet sesuai keinginan sendiri, apa lagi ada keinginan untuk memiliki sendiri.

Demikianlah Bali bila diumpakan seperti sebuah lukisan yang amat indah dan dikagumi dunia. Mari saudara-saudaraku, kita jaga dan ayomi warisan nenek moyang kita agar dapat pula di nikmati oleh keturunan kita nanti. Jangan sampai lukisan itu rusak dan hancur ditangan kita sekarang ini, anak cucu kita akan menuntut kita nantinya, mungkin dia berkata begini; KEMANA KAU BAWA BALIKU.

2. BALI ADALAH PULAU BAWA MAURIP.
Yang dimaksudkan Bawa itu adalah sinar/energi/ aura. Maurip artinya hidup. Jadi Pulau Bali adalah pulau yang beraura dan hidup. Bila saya boleh mengandaikan Bali itu seperti diri manusia, maka; Pulau Bali adalah badan/jasadnya, manusianya adalah Tri Kayanya, dan Kahyangan (Pura sebagai stana dari manifestasi Tuhan) sebagai atmanya. Maka hiduplah Bali itu dan berkarisma.

Saya pernah keluar Bali, setelah saya balik pulang baru menginjakan kaki di pelabuhan di Bali, perasaan saya sangat berbeda, rasanya saya disambut oleh aora Bali yang amat kuat, seperti ada ucapan; "Om Swastiastu. Selamat datang kembali di Bali". Jadi Bali sangat bersahabat, selalu memberikan rasa aman damai ini ,menurut perasaan saya sendiri entahlah saudara yang lainnya.

Oleh karena Bali itu Bawa Maurip, maka segala sesuatu yang akan di buat di Bali harus berdasarkan musyawarah mufakat dan jangan lupa membuat suatu permakluman kepada Tuhan ( Ida Bhatara). Orang Bali bila ingin membangun apa saja, pasti melaui tatanan yang telah ditentukan oleh leluhurnya. Umpamannya membuat jalan baru dengan membongkar tanah, ini pasti ada tatanannya, sebab bali itu hidup seperti contoh di atas, sama saja kalau kita ingin mengoperasi badan kita, pasti dokter ngasi bius, kemudian ngasi obat antibiotik, agar tidak terjadi penderitaan dan tidak terjadi infeksi (pembusukan).

Bila kita sadar Bali itu diandaikan seperti manusia, maka baik buruknya manusia itu disebabkan oleh Tri Kayanya, nah Bali begitu pula, baik buruknya Bali nantinya disebabkan oleh orang yang tinggal di Bali.

S E K I A N D U L U. Bila perlu akan ada sambungannya lagi.

OM, SANTHI, SANTHI, SANTHI, OM.

Sumber: https://www.facebook.com/Ida.Pedanda.Gede.Made.Gunung?fref=ts 7 Nov 2013

No comments: