Tuesday, April 14, 2015

N Y E P I

OM SWASTIASTU
Sebentar lagi tepatnya hari Sabtu tanggal 21 Maret 2015, umat Hindu diseluruh Indonesia melakoni hari suci NYEPI. Hari suci ini datangnya setiap satu tahun sekali yaitu tahun Saka. Sehingga secara dangkal bisa disebut hari untuk menyambutan tahun baru Saka. Nyepi tepatnya dilaksanakan di hari pertama sasih (bulan) kedasa, sasih kedasa (kesepuluh) sebagai sasih pertama dari tahun Saka, dan sasih ke sanga (sembilan) adalah sasih terakhir atau sasih berakhirnya tahun saka terdahulu. Hal ini banyak sekali menimbulkan pertanyaan, kenapa begitu? Kenapa tidak di bulan ke 12 seperti tahun masehi? Jawabannya adalah memang seperti itu hukumnya tahun Saka itu. Namun ada juga maknanya; Sebab setiap sasih ke sanga disebutkan sasih panca roba (sasih kotor), jadi keadaan alam di saat sasih ini sangatlah kotor (sekala dan niskala), sebab sudah melalui 12 bulan perputaran dari tahun Saka yang terdahulu, sehingga tahun saka yang datang diawali dengan sasih kedasa ( kedas + a ), kedas (bhs Bali artinya bersih). Banyak lagi tafsir-tafsir tentang hal itu.
Hari suci nyepi mempunyai makna : HNENG, HNING, ELING, AWAS. keempatnya ini semestinya dilaksana setiap nyepi ( juga di dalam kehidupan sehari-hari ), HNENG artinya Tenang, HNING artinya jernih, ELING artinya sadar, dan AWAS artinya waspada. ke-empatnya ini dimulai dari pikiran. Sebab di dalam situasi seperti itu kita dapat memaknai hidup ini dengan tepat, dan memandang masa depan dengan jelas. Serangkaian dengan hal itu, jangan lupa menanamkan di dalam diri kita masing-masing hal-hal sebagai berikut;
1. Bhakti terhadap Tuhan dg segala manifestasinya, serta terhadap leluhur.
2. Cinta terhadap sesama manusia tidak memandang Ras, Suku dan agama.
3. Kasih terhadap alam lingkungan.

Hneng, Hning, Eling dan Awas itu bisa mewujudkan karakter seperti itu, dan sebaliknya karakter seperti itu akan mengarahkan kita ke alam Hneng, Hning, Eling dan Awas. Oleh karena itulah hari suci umat hindu tidak berdiri sendiri, demikian pula hari suci nyepi ada rangkaiannya, sebelum dan sesudahnya.
Rangkaian hari Suci Nyepi;
1. Mekiyis.
2, Tawur (kesanga),
3. Sipeng (nyepi),
4. Ngembak Gni.

Semua rangkaian ini bermakna antara lain; 1. Mekiyis (melasti/makekobok), Makna utamanya adalah Rasa Bhakti terhadap Tuhan dgn segala manifestasinya. Sehingga mekiyis defenisinya di dalam lontar Sundarigama, lontar Swamandala adalah; ....
IDA BHATARA DALEM KAIRING DENING KAHYANGAN-KAHYANGAN, DANGKA-DANGKA, MWANG PANJAK SAGEREHAN ALELASTI KESEGARA, ANGANYUDIN MALANING BHUMI, ANGAMET TIRTHA AMERTA RI TENGAHING SEGARA DI PULO MANYETI......
Kalau kita semak secara dangkal dapat dimaknai upacara itu sebagai upacara timbal balik antara Bhakti dengan asih. Yaitu manusia Bhakti dan Tuhanpun akan asih. Ini artinya serasi dan selarasnya hubungan manusia dengan Tuhan.
Setelah itu ada upacara tawur, upacara ini tergolong upacara Bhuta Yadnya yaitu Menetralisir (nyomya), energi negatif dari alam menjadi energi positif yang dapat membantu manusia dan makhluk lainnya dapat hidup dengan bahagia. Ini ada makna yang terkandung keserasian hubungan manusia dengan alam, bila manusia tidak menaruh kasih kepada alam, maka alampun akan semakin mengganas terhadap manusia itu sendiri.
Keesokan harinya kita umat Hindu, melakoni sipeng dengan catur bratha panyepiannya, yang dapat mewujudkan karakter Hneng, Hning, Eling dan Awas. Mengarungi kehidupan berlandaskan kedamaian dan kebahagiaan. Ini berarti hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Sebab semuanya harus diawali dari diri sendiri.
Yang terakhir adalah Hari Ngembak Gni; ini menyelaraskan hubungan manusia antar manusia yang dilandasi oleh prilaku; Yang pinter memberitau yang bodoh, yang kuat membantu yang lemah, yang kaya membantu yang miskin, dan yang sehat membantu yang sakit.
Ada beberapa hal penting saya ingat kaitannya dengan nyepi, disaat saya merenung muncul di hati saya pikiran begini; Kalau saja konsep nyepi ini bisa dilakukan di seluruh dunia atau di Indonesia, maka banyak hal yang bisa memberikan pengaruh positif, bukannya saya ingin mempengaruhi orang dengan ajaran Hindu, sama sekali tidak. Yang saya katakan konsepnya, tentang namanya silahkan. Sebab disaat Nyepi (khususnya di Bali), berapa liter bahan bakar dapat diirit, sebab semua orang di Bali pada hari itu tidak menggunakan kendaraan, pabrik-pabrik, industri-industri semuanya stop. Kalau umpamanya kesehariannya di Bali menghabiskan 100 liter bahan bakar, maka disaat Nyepi dapat mengirit 100 liter dan pada saat itu polusi udara sudah pasti menurun. Binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dapat hidup bebas satu hari, sampai semutpun berkeliaran di jalan tidak ada yang melindas, karena manusia sedang tidak beraktifitas. Alangkah damainya hidup ini. TERIMA KASIH PARA PENDAHULUKU YANG MENCANANGKAN KONSEP NYEPI, SAYA DIBIKIN TERUS BANGGA MENJADI ORANG HINDU. Walaupun disana-sini masih ada kekurangannya namun secara garis besarnya hari Nyepi memberi manfaat positif kepada manusia dan alam lingkungan kita.
Oleh karena itu melalui tulisan ini saya menghimbau dan mengajak saudara-saudara untuk melakoni Hari suci Nyepi dengan baik, jangan berbuat sesuatu yang dapat menodai hari yang kita sucikan. Kepada pemerintah saya ucapkan terima kasih atas dukungannya di segala bidang, terutama menutup bandara dan pelabuhan serta menutup semua jenis transportasi, menutup penyiaran media di saat Nyepi.
SELAMAT MENYAMBUT TAHUN BARU SAKA 1937
OM, SHANTIH, SHANTIH, SHANTIH, OM

No comments: