Thursday, July 4, 2013

PENDIDIKAN PRANATAL LANJUTAN 1


OM SWASTIASTU.

Sehubungan dengan banyaknya teman-teman memohon agar tulisan tentang Pendidikan pranatal dalam agama Hindu agar dilanjutkan, maka saya mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. Selanjutnya saya akan mulai dari hamil setelah berumur 6 bulan saka, pada waktu hamil telah menginjak umur 6 bulan saka maka para Dewata telah lengkap menganugrahi organ tubuh manusia (lontar Angastyaprana), maka calon ayah dan calon ibu sudah menyiapkan diri untuk melakukan upacara magedong-gedongan, cari hari baik dengan cara mohon petunjuk kepada beliau yang mengetahui dan pantas memberikan kita petunjuk, termasuk urutan upacaranya dan banten yang diperlukan.

Bagi sudara yang tidak memungkinkan melakukan upacara yang berkapasitas besar, boleh dilakukan dengan sederhana, misalnya; hanya dengan menghaturkan pejati di sungai/disumur, yang dipuja Dewi Gangga, dan pejati lagi satu kehadapan Bhatara Hyang Guru, di sungai mohon air untuk mandi atau hanya untuk mesirat saja dan banten tataban sesuai kemampuan.

Upacara magedong-gedongan ini mempunyai makna; bersyukur dan berterima kasih kehadapan Tuhan atas segala anugrahnya. Dan mendo'akan janin yang lahir nanti selamat dan sempurna, juga merupakan salah satu unsur pendidikan pranatal kepada janin yang masih di dalam kandungan dengan upacara ini secara rokhani dia nantinya lahir menjadi anak yang taat beragama Hindu dan tidak mudah pindah agama dan merupakan tindak lanjut dari upacara pernikahan kedua calon orang tuanya. (catatan; bagi yang tidak diupacarai megedong-gedongan karena sesuatu hal juga ditekankan mereka sebagai anak yang taat beragama Hindu, karena pernikahan calon orang tuanya melalui upacara agama Hindu karena mereka harus taat beragama Hindu). Hal ini perlu disebar luaskan untuk memberi pengertian kepada anak kita agar mereka tidak gampang pindah agama.

Selanjutkan calon orang tua menunggu kelahiran anaknya, menunggu kelahiran tersebut agar menyiapkan diri untuk belajar dan bertanya tentang tatacara mengubur ari-ari (nanem ari-ari). Tentang tatacara nanem ari-ari akan ditulis khusus, sebab banyak hal yang perlu disiapkan dan dipahami. Disamping itu mengenai ari-ari itu sangatlah penting sebab sangat erat kaitannya dengan ajaran catur sanak (kanda pat). Makanya saudara yang Beragama Hindu seperti di Bali hal ini mendapat perhatian khusus. Ceritanya dapat dibaca di dalam kitab/lontar Sundari Gading, dan kitab/lontar Ampel Gading.

Ada beberapa masalah yang perlu diluruskan tentang pelaksanaan upacara magedong-gedongan yaitu; ada anggapan bahwa upacara magedong-gedongan hanya dilakukan oleh wangsa tertentu, anggapan seperti ini tidak benar sebab upacara magedong-gedongan adalah upacara manusa yadnya yang pertama dan dilakukan terhadap ibu yang hamilnya sudah berumur. Satu lagi ada anggapan upacara ini hanya dilakukan sekali saat hamil pertama, hamil selanjutnya tidak perlu, anggapan inipun masih keliru, sebab setiap hamil semestinya dilakukan upacara ini. Terima kasih atas perhatiannya bila ada pemahaman yang berbeda tentang upacara ini mari kita diskusikan untuk mencari jalan keluar yang baik.

Om Santih, Santih, Santih Om

No comments: