Monday, June 29, 2009

Otonan dan Jati Diri

http://www.geocities.com/melajah_agama/otonan01.jpg

Otonan bagi sebagian umat Hindu adalah hal yang biasa-biasa saja karena merupakan kegiatan upacara rutin yang datang setiap enam bulan sekali (210 hari sekali) sesuai dengan sistem penanggalan Hindu. Namun bagi sebagian lagi mungkin merupakan sebuah pertanyaan besar, apa sih otonan itu?, apa sama dengan hari ulang tahun?, sampai kapan upacara otonan ini harus dilaksanakan, dan upakaranya seperti apa? Itu adalah sebagian dari begitu banyak pertanyaan yang mesti kita jawab dengan akal sehat dan kejernihan hati nurani, sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa agama Hindu adalah agama yang primitive, animisme bahkan sadisme. Secara harfiah otonan dapat diartikan sebagai hari peringatan kelahiran, dimana Hindu memiliki sistem tersendiri dalam menentukan jatuhnya perayaan otonan ini yaitu gabungan antara eka wara sampai dasa wara dan pawukon, yang jika dikalkulasi akan datang setiap enam bulan sekali, berbeda dengan tahun Masehi yang datang setiap setahun sekali. Tujuan dari upacara otonan ini adalah untuk check list (evaluasi) sampai sejauh mana kita telah dapat melaksanakan dharma kita baik sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial, sejauh mana kita telah mengembangkan kerohanian kita, seberapa besar kesalahan yang kita telah perbuat, ini semua tercermin dalam sebuah renungan mendalam yang bernama OTONAN.

Sehingga dapat dikatakan otonan adalah sebuah usaha manusia dalam rangka memperbaiki kesalahan dan keburukan prilaku terdahulu dengan melaksanakan sadhana spiritual sehingga dalam kehidupan sekarang jauh lebih baik dan lebih sempurna.

Manusia Mahluk Kombinasi

Pada saat otonan Dewa dan Bhuta yang menyertai kita reinkarnasi turun dan menghampiri kita memberikan karunia bagi yang dapat menjaga kemurnian hatinya dan digoda oleh maya bagi yang menyimpang dari dharma, karena sesungguhnya manusia adalah mahluk kombinasi antara Dewa dan Bhuta ( Manava Madava - Manava Danava). Tujuan hidup sebagai manusia adalah dapat menjadikan diri kita sebagi Manava Madava (manusia dengan sifat kedewataan) bukan Manava Danava (manusia dengan sifat raksasa). Dengan eling dan waspada pada saat otonan sebuah jalan tol untuk pembebasan telah menanti kita, sehingga kita tidak kehilangan jati diri dan harga diri. Banyak orang berkomentar otonan tidak modis bahkan cenderung bersifat klenik, apa ya? Otonan tidak mesti dibuatkan upacara yang besar dan mewah, yang terpenting adalah nilai rohaninya, sehingga nilai tersebut dapat mentransformasikan pencerahan kepada setiap orang yang melaksanakan otonan. Tidak ada gunanya otonan yang besar namun si anak tidak pernah diajarkan untuk sungkem dan hormat pada orang yang lebih tua, akan sia-sia upacara otonan itu jika hanya untuk pamer kepada tetangga.

Otonan harus dapat merubah prilaku yang tidak benar menjadi tindakan yang santun, hormat, bijaksana dan welas asih baik kepada orang tua, saudara, dan masyarakat. Otonan yang dilaksanakan dengan sadhana akan mengarahkan orang tersebut kepada realisasi diri yang tertinggi. Karena dalam upacara otonan terkandung makna bahwa kita berasal dari Brahman dan harus kembali kepadaNya.

by: Shri danu.D.P-Bekasi

Sumber: cyberdharma.net

No comments: