Sunday, September 14, 2014

KE MANA DAN BAGAIMANA SAAT SIWARATRI.

OM SWASTIASTU


Hari Siwaratri telah dikenal dan terkenal utamanya dikalangan umat Hindu, namun masih dalam tataran mengenal "belum melakoni dengan baik", walaupun sudah ada yang melakoni dengan khusuk, namun masih banyak yang hanya ikut-ikutan. Ada yang melakoni Siwaratri itu dengan bersepeda motor berbanyak menggunakan knalpot broong, ada yang menuju tempat sepi hanya berdua dengan yang mereka senangi, ada yang duduk-duduk di jalan sehingga menghambat orang berlalu lintas, dan yang paling parah adalah ada yang sambil meminum minuman keras (mabuk mabukan). Disini saya tidak menyalahkan, sebab saya sadar kapasitas saya bukan tukang salahin, karena di alam ini selalu ada dua hal yang bertolak belakang, oleh karena itu mereka yang melakoni seperti itu mungkin sedang melakoni BHUTARATRI. Sebab ada Dewa, ada Bhuta. Oleh karena itulah disini saya akan menulis " KE MANA DAN BAGAIMANA SAAT SIWARATRI " dengan harapan semakin tahun semakin menjadi bermakna Siwaratri itu bagi kehidupan kita. Tulisan ini bersumber dari kitab Bratha Siwaratri. Mungkin ada sumber lain yang menulis berbeda, namun jangan perbedaannya yang dipertdebatkan apalagi dipertentangkan, mari kita cari maknanya, pasti tidak akan berbeda, semuanya mengarahkan kita untuk mendapatkan rasa dari Siwratri itu sendiri.

Ke mana saat Siwaratri:

Pagi kira - kira jam 6 pagi atau galang tanah pada saat hari Siwaratri; Kita harus asuci laksana, mandi, keramas selengkapnya, lalu metirtha ( bila punya tirtha dari Wiku ), bila tidak boleh menggunakan air bungkak kelapa gading, kemudian sembahyang di merajan. Setelah itu, bagi yang tidak bekerja atau yang tidak melakukan kegiatan, lanjutkan sembahyang kepura (Kahyangan Tiga). Bagi yang kerja silahkan bekerja seperti biasa, namun tidak terlepas dari persyaratan Siwaratri (pengendalian pikiran salah satunya ). Setelah siang hari lagi sembahyang, di sore hari lagi sembahyang. Hal ini bisa dilakukan di rumah sendiri dan bisa di pura secara bersama-sama. Di Pura mana saja boleh, namun sebaiknya di Pura Dalem. Bila ada program pemusatan pelaksanaan Siwaratri oleh siapa saja (Desa atau Pemerintah) kalau berkenan ikut bisa ikut bersama. Bisa juga dengan menyepi sendirian.

Bagaimana saat Siwaratri;

Saat Siwaratri, kita harus melek ( tidak tidur selama 36 jam ) mulai jam 6 pagi pada hari "H", sampai jam 6 sore besoknya, bila tidak mampu karena sesuatu dan lain hal, lakukan melek selama 24 jam, bila tidak mampu, lakukan 12 jam di malam hari saja, namun yang paling penting lakukan melek rokhani selama Hidup kita. Sambil melek untuk menghalau kantuknya, baca buku kerokhanian, atau berdiskusi tentang kerokhanian, atau berjapa.
Bila ada yang mau lebih lagi, bisa melakukan upawasa, dan mono, selama waktu yang kita mampu sesuai denga keterangan di atas. Atau upawasa saja, mungkin hanya melek saja semalam suntuk boleh juga. Jangan memaksakan diri, sesuaikan dengan kemampuan masing-masing, disini tidak ada memaksa, dan kita tidak berlomba secara sekala, namun secara niskala boleh berkompetisi.

Jadikan Siwaratri ini sebagai kebutuhan hidup untuk menuju tujuan hidup kita, dan lakoni siwaratri itu dengan slogan: DARI KITA OLEH KITA DAN UNTUK KITA. Sebab urusan manusia dengan Tuhannya itu hal yang amat pribadi. Saran saya jangan sampai kita memiliki pikiran atau tidak akan berprilaku, dan berbicara yang sampai menodai hari Suci Siwaratri itu. Kalau tidak kita yang menjaga kesucian itu, siapa lagi? Ini merupakan kesempatan emas yang kita dapati dari ajaran Tuhan Yang Maha Kasih dan Maha Penyayang.

Lakukanlah Siwaratri itu mulai dari kesadaran diri sendiri, tidak ada yang akan bisa membantu kita melepaskan diri dari keterikatan dengan hal-hal yang negatif menurut pandangan agama, selain diri kita sendiri, dan tidak ada yang mampu menciptakan diri kita mau jadi apa? selain dimulai dari diri kita sendiri. Jangan menunggu orang lain.

Terima kasih atas perhatian saudara. Semoga Hindu yang kita cintai semakin bersinar dapat memberikan pencerahan kepada alam serta isinya.

Om Santhih, Santhih, Santhih, Om.

No comments: