Menelusuri Kotaraja Kerajaan Sriwijaya yang kini lebih dikenal dengan Kota Palembang, tidaklah lengkap jika tidak meluangkan waktu untuk menikmati Jembatan Ampera yang dibangun bersebelahan dengan benteng pertahanan Belanda. Benteng yang disekitarnya dahulu adalah tumpukan sampah berbau menyegat hidung kini telah berbenah. Makin lengkap pula jika menikmati panorama yang cukup indah sambil menikmati berbagai macam penganan khas Palembang, seperti burgo dan pempek.
Namun bagi yang bergama Hindu tidaklah lengkap jika singgah di Palembang namun tidak senyempatkan diri untuk bersembahyang di Pura Agung Sriwijaya yang merupakan satu-satunya pura yang ada di Kota Palembang, sekitar 10 kilometer dari Jembatan Ampera. Meskipun penduduk yang beragama Hindu di Kota Palembang tidak banyak, namun Pura tersebut berdiri dengan megahnya. Pura yang diresmikan oleh Pangdam Sriwijaya, Brigjen TNI Try Sutrisno tahun 1982 ini telah melakukan upacara ngenteglinggih pada usia ke 25 tahun, yaitu tahun 2007.
Seiring dengan pembangunan Kota Palembang, mencari lokasi pura ini tidaklah sulit karena telah termasuk dalam kawasan pusat kota. Dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II menuju kota, berbelok ke kiri di simpang polda, dan berbelok kekiri kembali setelah tiba di simpang empat patal menuju jalan MP. Mangku Negara. +/- 100 meter dari simpang empat patal, ada jalan Seduduk Putih, lokasi tepatnya di belakang kompleks koveleri Kenten Palembang.
Pura ini akan ramai setiap hari minggu sore, dimana dimanfaatkan untuk lokasi sekolah mingguan, latihan tari, koordinasi organisasi Hindu seperti Banjar, Parisada dan KMHDI. Persembahyangan bersama biasanya di mulai pukul 17:00WIB. Bila merasa lapar dilokasi ini, tidak perlu khawatir karena di sudut lokasi Pura ada Warung Pak Kumis yang siap dengan hidangan lawarnya. Di rantau pun kita bisa tetap Hindu.
Sumber : cyberdharma.net
Namun bagi yang bergama Hindu tidaklah lengkap jika singgah di Palembang namun tidak senyempatkan diri untuk bersembahyang di Pura Agung Sriwijaya yang merupakan satu-satunya pura yang ada di Kota Palembang, sekitar 10 kilometer dari Jembatan Ampera. Meskipun penduduk yang beragama Hindu di Kota Palembang tidak banyak, namun Pura tersebut berdiri dengan megahnya. Pura yang diresmikan oleh Pangdam Sriwijaya, Brigjen TNI Try Sutrisno tahun 1982 ini telah melakukan upacara ngenteglinggih pada usia ke 25 tahun, yaitu tahun 2007.
Seiring dengan pembangunan Kota Palembang, mencari lokasi pura ini tidaklah sulit karena telah termasuk dalam kawasan pusat kota. Dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II menuju kota, berbelok ke kiri di simpang polda, dan berbelok kekiri kembali setelah tiba di simpang empat patal menuju jalan MP. Mangku Negara. +/- 100 meter dari simpang empat patal, ada jalan Seduduk Putih, lokasi tepatnya di belakang kompleks koveleri Kenten Palembang.
Pura ini akan ramai setiap hari minggu sore, dimana dimanfaatkan untuk lokasi sekolah mingguan, latihan tari, koordinasi organisasi Hindu seperti Banjar, Parisada dan KMHDI. Persembahyangan bersama biasanya di mulai pukul 17:00WIB. Bila merasa lapar dilokasi ini, tidak perlu khawatir karena di sudut lokasi Pura ada Warung Pak Kumis yang siap dengan hidangan lawarnya. Di rantau pun kita bisa tetap Hindu.
Sumber : cyberdharma.net
No comments:
Post a Comment