Friday, June 28, 2013

TUMPEK WARIGA (UDUH/BUBUH)

Om Swastiastu.

Saudara-saudara yang saya banggakan, hari ini tepatnya hari Sabtu tagl; 2 Maret 2013 adalah hari suci Tumpek Wariga. Tumpek wariga bisa juga disebut; Tumpek Uduh, Tumpek Pengatag, Tumpek Bubuh, mungkin ada nama lain lagi yang saya belum ketahui. Pada hari ini umat Hindu melakukan upacara persembahan kehadapan Dewa Sangkara, menyampaikan rasa syukur karena dengan adanya tumbuh-tumbuhan, manusia bisa hidup di bumi ini. Dan juga menyampaikan rasa terima kasih dan kasih sayang kepada tumbuh-tumbuhan bersaranakan bebantenan. Hari suci Tumpek Uduh merupakan eplementasi dari ajaran Trihita Karana, dan ajaran memanusiakan alam dan lingkungan.

BEBERAPA MASALAH
 
Dewasa ini telah kelihatan adanya gejala umat Hindu melupakan tentang apa yang harus dilakoni saat tumpek uduh. Alasannya: tidak lagi punya pohon kelapa, Saya tinggal di BTN, dan lain sebagainya, yang semuanya itu hanya merupakan wujud nyata ketidaktahuan mereka, atau wujud nyata dari kemalasan. Dengan demikian mereka tidak merasa dosa-dosa telah menempel di karma mereka. Kasih sayang kepada tumbuh-tumbuhan merupakan bagian dari meyakini Tuhan. Untuk itu saya melalui tulisan ini menghimbau umat Hindu dimanapun berada agar melakoni tumpek uduh atau hari-hari suci yang disesuaikan dengan kemampuan. Ya, paling tidak sembahyanglah dengn mengucapkan syukur kehadapan Tuhan melalui manivestasinya Bhatara Sangkara.

BANTEN TUMPEK UDUH
Yang paling sederhana; Canang yang dihaturkan di merajan dan di salah satu pohon apa saja boleh yang masih dalam kepemilikan anda, tidak punya pohon yaaa... rumput pasti ada, disitula menghaturkan canang. dan lanjutkan sembahyang di merajan.

Kalau punya dana, tambahan banten tadi dengan pejati di merajan. Kalau bisa lebih, tambah banten bayuhan, prayascita, durmanggala, tipat bantal, sasat gantung-gantungan yang berisi bubur, samsam, tepung tawar, dan jerimpen alit, banten ini untuk di pohon. Di merajan tetep pejati. andaikata banyak dana boleh menghaturkan guling.

Tindak lajutnya dari Tumpek Uduh itu adalah lakoni setiap hari menyayangi tumbuh-tumbuhan, dengan tidak melakukan penebangan pohon sembarangan, merabas hutan seenaknya, bagi yang berbuat seperti itu mereka hanya membayangkan keuntungan dari segi material, namun mereka tidak memikirkan bahaya bagi saudara-saudara kita yang lain. Terima kasih, semoga jendela hati kita terbuka sedikit biar bisa sinar suci kesadaran dari Tuhan masuk meneranginya.

Om Santhih, santhih, santhih Om.

diambil dan diedit dari status facebook Ida Pedanda Gede Made Gunung tgl 2 Maret 2013
https://www.facebook.com/Ida.Pedanda.Gede.Made.Gunung?fref=ts

No comments: