https://www.facebook.com/Ida.Pedanda.Gede.Made.Gunung?fref=ts
Om Swastiastu.
Saudara-sadaraku yang berbahagia, setiap hari rasanya saya ingin berkomunikasi dengan anda, karena saya merasakan sesuatu yang banyak saya dapati melalui komunikasi kita. oleh karena itu sekarang saya ingIn menyampaikan sesuatu yang sering saya dapati saat memberikan Dharma Wacana berupa pertanyaan. Dari sekian banyak yang menanyakan pertanyaan sejenis maka terketuk hati saya untuk menulis di media ini, guna dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan sesama kita. Dan dari sekian penanya juga saya sangat tertarik untuk menyimpulkannya walaupun kemungkinan kesimpulan saya ini tidak benar seratus persen. Namun ada baiknya juga kita pahami bersama, guna dapat pemahaman yang senada dan dapat meningkatkan Sradha Kita sebagai pemeluk agama Hindu. Kesimpulan saya sementara; masih banyak dari kita belum tau tentang DOSA, dan bagaimana DOSA itu terjadi, serta apa yang bisa kita lakukan atas dosa itu? Untk itulah saya memberanikan diri untuk mengulasnya seklumit disini, mudah-mudahan ada manfaatnya.
DOSA.
Dosa adalah sesuatu yang didapati atas dasar prilaku yang melanggar norma-norma agama, norma-norma keyakinan terhadap Tuhan, norma-norma hukum yang berlaku,dan norma-norma sosial.
Disini akan diuraikan Dosa atas pelanggaran norma-norma tersebut diatas dari sudut ajaran agama Hindu. Tujuannya adalah agar saudara-saudara saya yang meyakini dan memeluk agama Hindu tidak salah memahaminya.Selanjutnya dapat mengindari sebanyak mungkin hal-hal yang dapat menimbulkan dosa di dalam hidup ini, sehingga tujuan hidup kita bisa semakin dekat dapat kita capai.
Terjadinya dosa itu diawali oleh PAPA arti bebasnya adalah kegelapan, Papa ini terjadi karena adanya KLESA, yang artinya kekotoran. Setelah keduanya itu ada pada kita maka dosa itu pasti terjadi atau pasti kita dapati. Disini saya akan mencoba memberikan contoh, yang bertujuan lebih memperjelas pengertian. Contoh; Seseorang yang berjalan di jalan yang gelap dan ditambah lagi kaca mata yang dipakai kotor berdebu,maka dia akan kesandung kakinya. Nah; Jalan gelap itu contoh dari Papa, Kaca mata kotor itu contoh dari Klesa, dan kesandung itu adalah contoh dari Dosa. jadi kita yang punya pikiran terlalu banyak klesanya sehingga terjadi gelap pikiran, maka dosa itu akan sangat gampang mewarnai hidup kita. Sehingga kesadaran semakin hilang dan hidup ini semakin jauh dari tujuannya. Akhirnya kita dapat dikatagorikan hidup sia-sia atau dikatakan tidak mampun memaknai hidup ini. Demikianlah secara singkat dapat saya jelaskan tentang dosa dan terjadinya dosa itu sendiri.
APA YANG MENJADI PENYEBABNYA SEHINGGA TERJADI PAPA DAN KLESA ITU?
Papa dan klesa itu bisa terjadi karena ketidak yakinan kita terhadap Tuhan dengan segala ajaran Dharmanya. Lalu siapa yang bisa mengukur keyakinan seseorang? Yang bisa mengukur dan mengetahuinya adalah mereka sendiri, orang lain tidak mungkin bisa tau. Apa lagi banyak orang yang pinter bertiori agama, bertiori Ketuhanan, dan Banyak pula ada yang menganggap dirinya paling berkeTuhanan, sangat sulit untuk mengukurnya. Terjadinya papa dan klesa itu disebabkan ketertarikan mereka atas benda keduniawian, dan sampai mengikat hidupannya. Walaupun mereka sudah tau bahwa manusia diajarkan tertang; Dharma, Artha, dan Kama. Kalau di dalam hidupnya mereka masih mengikuti kemauan artha dan kama, akhirnya muncul salah satu pemikiran dari sepuluh pemikiran yang dilarang ( ajaran Dasa Sila atau ajaran Karmapatha) yaitu; MENGINGINKAN MILIK ORANG LAIN. Pemikiran seperti inilah yang dapat dikatagorikan sebagai bibit unggul dari papa dan klesa.
Apa bila pemikiran ini ditindak lanjuti melalui pelaksanaan, seperti misalnya; Mencuri, merampok, korupsi, berselingkuh, dan sebaginya tindakan yang sejenis dengan itu Nah disitulah disebut dosa. Maka dari itu bila di dalam hidup ini kita mendekat kepada artha dan kama, maka dharma akan semakin jauh, dan bila kita mendekat dan menjadikan dharma itu sehabat sejati, maka artha dan kama akan datang sesuai hasil seleksi dari Dharma itu sendiri. Banyak lagi akan terjadi dosa-dosa yang diakibatkan oleh papa dan klesa, selama kita tidak mampu bersahabat dengan Dharma. Memang hal ini sangat mudah diucapkan, namun asal ada kemauan secara pelan dan pasti akan bisa kita lakoni, dan lama kelamaan menjadi gampang.
APA DOSA ITU BISA DITEBUS?
Nah disinilah letak pokok uraiannya saya. Pertanyaan seperti ini seringkali saya dapati. sebab kelihatannya penebusan dosa itu adalah kata yang tepat. Ya mungkin kalau dilihat dari keyakinan lain. Namun didalam keyakinan Veda yang di jabarkan melalui itihasa Mahabaratha, kelihatannya DOSA ya tetap DOSA. Contohnya Yudistira: Dosanya hanya sedikit yaitu membilang " Aswatama mati... tapi g...a...j...a..h", sebegitu saja kesalahannya dosanya dinikmati di alam sana yaitu kaki Yudistira tenggelam dilumpur neraka. Nah kalau begitu kalimat apa yang dipakai untuk menggantikan " penebusan dosa " itu. Menurut saya, Dosa tetap dosa, namun dosa dapat diimbangi dengan prilaku yang baik dan benar menurut ajaran Agama (Tuhan).
.....IKANG ASUBHAKARMA TINENTASAKEN DE SUBHAKARMA MANGKANA KRAMNANING DADI WWANG..... kurang lebih demikian saya penah baca di dalam kitab Sarasamuscaya yang di tulis oleh Bhagawan Wararuci, ini sebuah kitab kesayangan saya. Selanjutnya saya akan memberikan sebuah ilustrasi; JIKA KITA MENEBUS BPKB. KITA AKAN DAPAT BPKB. JIKA KITA NEBUS SERTIPAKAT TANAH, KITA AKAN DAPAT SERTIPIKAT TANAH. JIKA KITA NEBUS DOSA KITA AKAN DAPAT DOSA. Kalau begitu untuk apa menebus dosa, kitapun tidak merasa pernah menggadaikan dosa, Kalau di umpamakan kebenaran itu (tidak dosa) segelas air jernih, maka dosa itu setitik tinta. maka jika tinta setetes mengenai air jernis segelas tadi, maka warna air akan biru. maka untuk menghilangkan warna biru, bisa ditambah air jernih terus sampai hilang warna birunya. Tetapi bila kita bawa ke laboratorium air itu, unsur-unsur zat tintanya masih, tidak akan hilang. Demikian pula orang yang pernah kesandung kakinya, akan tidak pernah lupa akan peristiwa itu.
Om Swastiastu.
Saudara-sadaraku yang berbahagia, setiap hari rasanya saya ingin berkomunikasi dengan anda, karena saya merasakan sesuatu yang banyak saya dapati melalui komunikasi kita. oleh karena itu sekarang saya ingIn menyampaikan sesuatu yang sering saya dapati saat memberikan Dharma Wacana berupa pertanyaan. Dari sekian banyak yang menanyakan pertanyaan sejenis maka terketuk hati saya untuk menulis di media ini, guna dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan sesama kita. Dan dari sekian penanya juga saya sangat tertarik untuk menyimpulkannya walaupun kemungkinan kesimpulan saya ini tidak benar seratus persen. Namun ada baiknya juga kita pahami bersama, guna dapat pemahaman yang senada dan dapat meningkatkan Sradha Kita sebagai pemeluk agama Hindu. Kesimpulan saya sementara; masih banyak dari kita belum tau tentang DOSA, dan bagaimana DOSA itu terjadi, serta apa yang bisa kita lakukan atas dosa itu? Untk itulah saya memberanikan diri untuk mengulasnya seklumit disini, mudah-mudahan ada manfaatnya.
DOSA.
Dosa adalah sesuatu yang didapati atas dasar prilaku yang melanggar norma-norma agama, norma-norma keyakinan terhadap Tuhan, norma-norma hukum yang berlaku,dan norma-norma sosial.
Disini akan diuraikan Dosa atas pelanggaran norma-norma tersebut diatas dari sudut ajaran agama Hindu. Tujuannya adalah agar saudara-saudara saya yang meyakini dan memeluk agama Hindu tidak salah memahaminya.Selanjutnya dapat mengindari sebanyak mungkin hal-hal yang dapat menimbulkan dosa di dalam hidup ini, sehingga tujuan hidup kita bisa semakin dekat dapat kita capai.
Terjadinya dosa itu diawali oleh PAPA arti bebasnya adalah kegelapan, Papa ini terjadi karena adanya KLESA, yang artinya kekotoran. Setelah keduanya itu ada pada kita maka dosa itu pasti terjadi atau pasti kita dapati. Disini saya akan mencoba memberikan contoh, yang bertujuan lebih memperjelas pengertian. Contoh; Seseorang yang berjalan di jalan yang gelap dan ditambah lagi kaca mata yang dipakai kotor berdebu,maka dia akan kesandung kakinya. Nah; Jalan gelap itu contoh dari Papa, Kaca mata kotor itu contoh dari Klesa, dan kesandung itu adalah contoh dari Dosa. jadi kita yang punya pikiran terlalu banyak klesanya sehingga terjadi gelap pikiran, maka dosa itu akan sangat gampang mewarnai hidup kita. Sehingga kesadaran semakin hilang dan hidup ini semakin jauh dari tujuannya. Akhirnya kita dapat dikatagorikan hidup sia-sia atau dikatakan tidak mampun memaknai hidup ini. Demikianlah secara singkat dapat saya jelaskan tentang dosa dan terjadinya dosa itu sendiri.
APA YANG MENJADI PENYEBABNYA SEHINGGA TERJADI PAPA DAN KLESA ITU?
Papa dan klesa itu bisa terjadi karena ketidak yakinan kita terhadap Tuhan dengan segala ajaran Dharmanya. Lalu siapa yang bisa mengukur keyakinan seseorang? Yang bisa mengukur dan mengetahuinya adalah mereka sendiri, orang lain tidak mungkin bisa tau. Apa lagi banyak orang yang pinter bertiori agama, bertiori Ketuhanan, dan Banyak pula ada yang menganggap dirinya paling berkeTuhanan, sangat sulit untuk mengukurnya. Terjadinya papa dan klesa itu disebabkan ketertarikan mereka atas benda keduniawian, dan sampai mengikat hidupannya. Walaupun mereka sudah tau bahwa manusia diajarkan tertang; Dharma, Artha, dan Kama. Kalau di dalam hidupnya mereka masih mengikuti kemauan artha dan kama, akhirnya muncul salah satu pemikiran dari sepuluh pemikiran yang dilarang ( ajaran Dasa Sila atau ajaran Karmapatha) yaitu; MENGINGINKAN MILIK ORANG LAIN. Pemikiran seperti inilah yang dapat dikatagorikan sebagai bibit unggul dari papa dan klesa.
Apa bila pemikiran ini ditindak lanjuti melalui pelaksanaan, seperti misalnya; Mencuri, merampok, korupsi, berselingkuh, dan sebaginya tindakan yang sejenis dengan itu Nah disitulah disebut dosa. Maka dari itu bila di dalam hidup ini kita mendekat kepada artha dan kama, maka dharma akan semakin jauh, dan bila kita mendekat dan menjadikan dharma itu sehabat sejati, maka artha dan kama akan datang sesuai hasil seleksi dari Dharma itu sendiri. Banyak lagi akan terjadi dosa-dosa yang diakibatkan oleh papa dan klesa, selama kita tidak mampu bersahabat dengan Dharma. Memang hal ini sangat mudah diucapkan, namun asal ada kemauan secara pelan dan pasti akan bisa kita lakoni, dan lama kelamaan menjadi gampang.
APA DOSA ITU BISA DITEBUS?
Nah disinilah letak pokok uraiannya saya. Pertanyaan seperti ini seringkali saya dapati. sebab kelihatannya penebusan dosa itu adalah kata yang tepat. Ya mungkin kalau dilihat dari keyakinan lain. Namun didalam keyakinan Veda yang di jabarkan melalui itihasa Mahabaratha, kelihatannya DOSA ya tetap DOSA. Contohnya Yudistira: Dosanya hanya sedikit yaitu membilang " Aswatama mati... tapi g...a...j...a..h", sebegitu saja kesalahannya dosanya dinikmati di alam sana yaitu kaki Yudistira tenggelam dilumpur neraka. Nah kalau begitu kalimat apa yang dipakai untuk menggantikan " penebusan dosa " itu. Menurut saya, Dosa tetap dosa, namun dosa dapat diimbangi dengan prilaku yang baik dan benar menurut ajaran Agama (Tuhan).
.....IKANG ASUBHAKARMA TINENTASAKEN DE SUBHAKARMA MANGKANA KRAMNANING DADI WWANG..... kurang lebih demikian saya penah baca di dalam kitab Sarasamuscaya yang di tulis oleh Bhagawan Wararuci, ini sebuah kitab kesayangan saya. Selanjutnya saya akan memberikan sebuah ilustrasi; JIKA KITA MENEBUS BPKB. KITA AKAN DAPAT BPKB. JIKA KITA NEBUS SERTIPAKAT TANAH, KITA AKAN DAPAT SERTIPIKAT TANAH. JIKA KITA NEBUS DOSA KITA AKAN DAPAT DOSA. Kalau begitu untuk apa menebus dosa, kitapun tidak merasa pernah menggadaikan dosa, Kalau di umpamakan kebenaran itu (tidak dosa) segelas air jernih, maka dosa itu setitik tinta. maka jika tinta setetes mengenai air jernis segelas tadi, maka warna air akan biru. maka untuk menghilangkan warna biru, bisa ditambah air jernih terus sampai hilang warna birunya. Tetapi bila kita bawa ke laboratorium air itu, unsur-unsur zat tintanya masih, tidak akan hilang. Demikian pula orang yang pernah kesandung kakinya, akan tidak pernah lupa akan peristiwa itu.
Yang bisa dihilangkan di dalam hidup ini adalah Papa dan Klesa itu dengan cara mengikuti ajaran keTuhanan dengan yakin, tekun dan desiplin. Kalau papa dan klesa sudah hilang (kotoran dan gelap hilang), maka dosapun tidak akan berani mendekat. Jangan lupa; ..... Papaham papa karmaham, papatma papa sambawah.............. tolong camkan maknanya.
Demikanlah uraian saya mudah-mudahan ada manfaatnya.
OM SANTHIH,SANTHIH, SANTHIH SANTHIH, OM.