Wednesday, April 29, 2009

Apa kaitannya beras mahal dengan Bija?

Tidak sedikit dari kita yang kurang memahami makna dan cara penggunaan bija, bahkan ada yang memakai bija berlebih-lebihan yang tidak sesuai dengan ketentuan sehingga terjadi sedikit pemborosan, padahal dengan pemakaian bija seperlunya dan sesuai dengan ketentuan tidak akan mengurangi makna yang terkandung didalamnya

Bija adalah sarana persembahyangan yang bahan dasarnya dari beras, untuk membuat bija beras direndam dengan air cedana terlebih dahulu, lalu diberi doa, setelah itu boleh di tambah pewarna salah satunya seperti kuning kunyit. Bija biasanya dipakai oleh orang yang telah selesai melaksanakan persembahyangan untuk dijadikan sebagai prasadam sebagai simbul anugrah Tuhan Yang Maha Esa sebagai maksud untuk menumbuhkan kesucian dan kualitas spiritual kita, pada umumnya bija diletakkan di kening, tenggorokan serta ditelan dengan di sertai doa :

  1. Bija yang diletakkan di kening memiliki makna supaya dengan prasadam yang diberikan oleh Tuhan tujuannya untuk menimbulkan benih-benih ide yang cemerlang serta membuat pikiran kita terfokus pada hal-hal yang suci, doa yang di gunakan saat menaruh bija di kening adalah Om Shriyam Bawanthu, yang artinya semoga cerdas atas anugerah Hyang Widhi.

  1. Bija yang diletakkan pada dada dimaksudkan agar di dada senantiasa bersemayam kesucian pribadi dan untuk melapangkan hati doa yang di ucapkan pada saat meletakkan bija di dada adalah Om Sukham Bhawanthu, yang artinya semoga mendapatkan kebahagiaan atas anugerah Hyang Widhi.

  1. Bija yang ditelan kedalam mulut bermakna bahwa kita menanam benih-benih kesucian dalam diri, selain itu juga untuk memperoleh anugrah kemakmuran, doa yang diucapkan pada saat menelan bija itu adalah Om purnam bhawanthu, Om ksama sampurna ya namah swaha, yang artinya semoga mendapat kesempurnaan dan pengampunan dari Hyang Widhi.

Maka dari itu gunakan Bija seperlunya. Karena penggunaan bija yang tidak berlebihan merupakan bentuk toleransi umat Hindu dalam menyikapi problematika bangsa kita.



No comments: